suatu keniscayaan tanpa
dukungan dan kontribusi baik material maupun non material dari semua pihak
sebuah organisasi sebesar PMII mampu bergerak bukan hanya sampai pada level
"ada" tetapi lebih dari itu PMII mampu sampai pada level
"hidup".
Sebuah gerakan yang rapi dan massif harus mengandaikan terbentuknya faktor-faktor
produksi, distribusi dan wilayah perebutan. Tanpa mengunakan logika ini maka
gerakan akan selalu terjebak pada heroisme sesaat dan kemudian mati tanpa
meninggalkan apa-apa selain kemasyuran dan kebanggaan diri belaka. Katakanlah
kita sedang akan membangun sebuah gerakan maka dimana wilayah perebutan yang
akan kita temui dan oleh karena itu apa yang harus kita produksi dan mengunakan
jalur distribusi seperti apa agar produk-produk gerakan kita tidak disabotase
di tengah jalan. Rangkaian produksi-distribusi-perebutan ini adalah sebuah mata
rantai yang tidak boleh putus, karena putusnya sebuah mata rantai ini berati
matinya gerakan atau setidak-tidaknya gerakan hanya akan menjadi tempat
kader-kadernya heroisme-ria. Dan yang lebih penting bahwa gerakan semacam ini
akan lebih mudah untuk di aborsi.
Yang pertama-tama perlu di
kembangkan di PMII adalah bahwa sejarah itu berjalan dengan masa lalu, bukan
karena semata-mata masa lalu itu ada, tetapi karena masa lalu telah membentuk
hari ini dan hari esok. Artinya capaian tertinggi dari sebuah gerakan adalah
ketika satu generasi telah berhasil mengantar generasi berikutnya menaiki
tangga yang lebih tingi. Visi historis inilah yang akan menjadikan PMII sebagai
organisasi besar yang berpandangan kedepan dan universal, karena PMII tidak
didirikan hanya untuk bertahan selama sepuluh atau dua puluh tahun, tetapi PMII
didirikan untuk melakukan perubahan tata struktur dan sistem.
Proses
yang berat dalam mencapai visi besar tersebut, juga dibutuhkan pribadi-pribadi
yang tangguh, pribadi kader yang tahan banting dengan ditopang sistem
kaderisasi yang mendewasakan proses kader dimana memegang ruh dari PMII apabila ruh PMII sudah masuk dalam diri kader maka sesulit, sepelik
apapun problem yang dihadapi kader tidak mudah terombang-ambingkan oleh problem
kehidupan yang dihadapi baik dalam lingkaran pribadi kader maupun dalam konteks
kolektif keorganisasian.
Spirit organisasi dengan landasan
Nilai Dasar Pergerakan dimana merupakan sublimasi nilai ke-islam-an dan
ke-Indonesia-an. Keislaman dalam kerangka ahlus sunah wal jamaah, dimana aswaja
sebagai manhajul fikr dan juga manhajul harokah. Konteks keindonesiaan,
nasionalisme, dasar negara, historisitas bangsa, dll. harapanya adalah
manusia-manusia yang utuh dalam konteks pribadi maupun kolektivitas, sebagai
capaian atau bahasa kita itulah manusia yang bercitra ulul albab.
Yang siap berdiaspora dalam
berbagai sektor baik diwilayah kekuasaan, modal/ekonomi, pengetahuan. Ketika kita
lacak ketiga titik itulah yang masih sangat berpengaruh baik dalam konteks
internasional maupun dalam konteks nasional kita sendiri. visi jangka panjang
itulah yang harus mampu dicapai kader-kader produksi dari PMII.
Pola kaderisasi dan gerakan PC
PMII Kabupaten Wonosobo masa khidmat 2013-2014 mengawali dengan menterjemahkan
visi jangka panjang itu. pada konteks laku pengetahuan dengan arahan tiga titik
tersebut. Paradigma maupun laku PMII harus benar-benar menyentuh raelitas,
bukan sekedar pengetahuan yang melangit dan utopis belaka. karena kita sudah
kalah jauh dengan rival organisasi yang lainya. dibutuhkan kedewasaan kesadaran
dari semua pihak bahwa hal itu tidak dapat kita capai secara pribadi kader
tetapi saling menopang dalam wilayah yang berbeda-beda. mencapai kejayaan
bangsa Indonesia di masa yang akan datang, karena kita lah harapan dan benteng
dari NKRI yang dilahirkan dari rahim Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, yang
akan meneguhkan kedaulatan dalam berpolitik, berdikari dalam berekonomi dan
berwibawa dalam berbudaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar