Minggu, 29 Desember 2013

PMII YANG LEBIH HIDUP


suatu keniscayaan tanpa dukungan dan kontribusi baik material maupun non material dari semua pihak sebuah organisasi sebesar PMII mampu bergerak bukan hanya sampai pada level "ada" tetapi lebih dari itu PMII mampu sampai pada level "hidup". 
Sebuah gerakan yang rapi dan massif harus mengandaikan terbentuknya faktor-faktor produksi, distribusi dan wilayah perebutan. Tanpa mengunakan logika ini maka gerakan akan selalu terjebak pada heroisme sesaat dan kemudian mati tanpa meninggalkan apa-apa selain kemasyuran dan kebanggaan diri belaka. Katakanlah kita sedang akan membangun sebuah gerakan maka dimana wilayah perebutan yang akan kita temui dan oleh karena itu apa yang harus kita produksi dan mengunakan jalur distribusi seperti apa agar produk-produk gerakan kita tidak disabotase di tengah jalan. Rangkaian produksi-distribusi-perebutan ini adalah sebuah mata rantai yang tidak boleh putus, karena putusnya sebuah mata rantai ini berati matinya gerakan atau setidak-tidaknya gerakan hanya akan menjadi tempat kader-kadernya heroisme-ria. Dan yang lebih penting bahwa gerakan semacam ini akan lebih mudah untuk di aborsi.
            Yang pertama-tama perlu di kembangkan di PMII adalah bahwa sejarah itu berjalan dengan masa lalu, bukan karena semata-mata masa lalu itu ada, tetapi karena masa lalu telah membentuk hari ini dan hari esok. Artinya capaian tertinggi dari sebuah gerakan adalah ketika satu generasi telah berhasil mengantar generasi berikutnya menaiki tangga yang lebih tingi. Visi historis inilah yang akan menjadikan PMII sebagai organisasi besar yang berpandangan kedepan dan universal, karena PMII tidak didirikan hanya untuk bertahan selama sepuluh atau dua puluh tahun, tetapi PMII didirikan untuk melakukan perubahan tata struktur dan sistem.
Proses yang berat dalam mencapai visi besar tersebut, juga dibutuhkan pribadi-pribadi yang tangguh, pribadi kader yang tahan banting dengan ditopang sistem kaderisasi yang mendewasakan proses kader dimana memegang ruh dari PMII apabila ruh PMII sudah  masuk dalam diri kader maka sesulit, sepelik apapun problem yang dihadapi kader tidak mudah terombang-ambingkan oleh problem kehidupan yang dihadapi baik dalam lingkaran pribadi kader maupun dalam konteks kolektif keorganisasian.
Spirit organisasi dengan landasan Nilai Dasar Pergerakan dimana merupakan sublimasi nilai ke-islam-an dan ke-Indonesia-an. Keislaman dalam kerangka ahlus sunah wal jamaah, dimana aswaja sebagai manhajul fikr dan juga manhajul harokah. Konteks keindonesiaan, nasionalisme, dasar negara, historisitas bangsa, dll. harapanya adalah manusia-manusia yang utuh dalam konteks pribadi maupun kolektivitas, sebagai capaian atau bahasa kita itulah manusia yang bercitra ulul albab.
Yang siap berdiaspora dalam berbagai sektor baik diwilayah kekuasaan, modal/ekonomi, pengetahuan. Ketika kita lacak ketiga titik itulah yang masih sangat berpengaruh baik dalam konteks internasional maupun dalam konteks nasional kita sendiri. visi jangka panjang itulah yang harus mampu dicapai kader-kader produksi dari PMII.
Pola kaderisasi dan gerakan PC PMII Kabupaten Wonosobo masa khidmat 2013-2014 mengawali dengan menterjemahkan visi jangka panjang itu. pada konteks laku pengetahuan dengan arahan tiga titik tersebut. Paradigma maupun laku PMII harus benar-benar menyentuh raelitas, bukan sekedar pengetahuan yang melangit dan utopis belaka. karena kita sudah kalah jauh dengan rival organisasi yang lainya. dibutuhkan kedewasaan kesadaran dari semua pihak bahwa hal itu tidak dapat kita capai secara pribadi kader tetapi saling menopang dalam wilayah yang berbeda-beda. mencapai kejayaan bangsa Indonesia di masa yang akan datang, karena kita lah harapan dan benteng dari NKRI yang dilahirkan dari rahim Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, yang akan meneguhkan kedaulatan dalam berpolitik, berdikari dalam berekonomi dan berwibawa dalam berbudaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar